Sunday, 28 December 2014

Perjalanan pulang

Sedang berada di dalam bus kota yang penuh sesak, suara riuh obrolan hampir seluruh penumpang memenuhi ruang dalam bis yang rasanya semakin sulit untuk bernafas. Tapi suara-suara di kepalaku terdengar lebih bising di dalam pendengaranku sendiri, tentang kejadian hari ini, entahlah benarkah ini nyata ? Memikirkan apa yang terjadi membuat kepalaku semakin sakit yang memang sudah sakit karena maag ku lagi-lagi kambuh disaat yang tidak tepat. Disini ramai tetapi aku merasa sendiri dengan pikiranku sendiri. Masih sulit mengungkapkan apa yang sebenarnya dirasa hati saat ini. Ingin rasanya memejamkan mata saja seperti salah seorang penumpang yang duduk disebelah kananku, ia nampak damai lelap dalam tidurnya, tapi aku tak bisa, semakin aku ingin berhenti berpikir semakin otakku berusaha untuk memikirkan semuanya. Aku ingin bercerita pada siapa saja yang entah akan mengerti atau tidak nantinya. Dalam  perjalanan pulang kali ini aku berharap semoga hati akan selalu baik-baik saja.

Saturday, 27 December 2014

Ujung jalanku

Aku tak pernah tau kemana kaki ini kan melangkah, aku tak pernah tau kemana arah dan tujuannya, aku tak pernah tau akan berujung dimana, aku hanya tau aku melanjutkan langkahku sendiri tanpa kutau dimana ujung jalanku.




Sore ini, 27 Desember 2014
Taken by : iPhone 5 





Saturday, 13 December 2014

Sunday, 7 December 2014

Potret Sore












Taken by : Samsung G-Fame
December 6th' 2014 17.30 BBWI

Potret sore pada kehidupan nyata, dimana tempat yang berada jauh dari hiruk pikuk kota

Saturday, 6 December 2014

Ingin hilang ingatan

Hanya satu hal yang ingin terjadi saat ini juga, hilang ingatan, aku berharap aku hilang ingatan, aku berharap saat ini juga aku tak tau siapa diriku dan aku lupa denganmu, aku lupa dengan semua tentang kita, aku lupa semua yang telah terjadi, aku lupa semua kenangan yang ada dan yang paling utama aku bisa lupa dengan rasa ini. Melupakanmu satu hal yang tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya, tapi mengapa kini aku ingin melakukannya. Aku lelah dengan semua rasa sakit yang ada, andai saja waktu mampu kuputar ulang kembali, aku ingin tidak mengenalmu saja. Aku akan merubah semua yang terjadi dari apa yang telah terjadi. Karena saat ini aku hanya merasakan sakitnya sendiri.

resiko baca cerita

selesai..
akhirnya bertemu sebuah titik akhir pada cerita, saat itu juga aku kembali tersadar untuk menghirup napas. tadinya modem udah dilepas, sekarang aku colokin lagi ke laptop, halah bahasanya kok colokin sih, nulis di blog kayak lagi ngobrol sama temen, ah nevermind.. jam segini otak belum bisa connect buat ngerangkai kata-kata. yaaa gilaaa ajee looo tau gak jam berapa sekarang, 04.23 WIB (asli beneran barusan liat hp). beneran jadi gak bisa tidur, yah apa boleh buat, udah terlanjur larut sama apa yang baru aja di baca. bingung,,, lah kok bingung, iya bingung, gak tau ini rasanya apa, yang jelas jantung masih berdegub kenceng banget, narik napas juga susah, ada yang mengganjal di dalam sini, berasa mau nangis tapi mikir lagi, apa yang harus ditangisin ?? yaa bingung sendiri kan jadinya. hahahah duh sedih kok ketawa, aahh apasih yang gak bisa direkayasa, bahkan sebuah tawa, ya kan ?
ini nulis di blog apa curhat sih, ah gatau.. pokoknya mau nulis aja titik. okeh udah dikasih (.)
ada satu yang mungkin entahlah bingung mau bilang apa namanya..
aku tau tidak pernah ada yang hilang dari sana *tunjukhatimu* (aku nulis blog udah kayak ngetweet di twitter) #nevermind yaa meskipun waktu itu kamu bilang dia udah masa lalu, udah gada lagi rasa buat dia, entah kenapa dengernya sulit buat percaya, nggak pernah ada yang hilang kan dari sana, bener kan ? kamu cuma mengingkarinya aja, atau cuma untuk coba membuatku tenang saat itu. entahlah aku bukan lagi mau menyalahkan atau apa, aku tau apa yang pernah ada gak akan pernah bisa tiada, begitu juga dengan masa lalu. fiuh keramat banget sih tuh kata "masa lalu" nih otak sama hati lagi kerjasama menyamakan sebuah rasa. bukan, bukan, lagi hmmm apa ya namanya, menyamakan sebuah pernyataan, ah tau ah apa namanya, ya intinya gini, mau si hati nggak mau nerima, si otak harus bisa ngeyakinin hati kalo hal itu tuh udah pasti jadi gausah mendadak hellow mellow kayak lagunya blink deh, heelloooo ini kenyataan lho *plak* abis ngeplak laptop, ogah ngeplak pipi sendiri, tau pasti rasanya sakit -,- dan hati lagi ngeyakinin otak kalo rasa tetep rasa, meskipun harus menerima kenyataan, tetep aja ada sisi dimana rasanya nggak enak buat dirasa, apalagi tau semua itu dan aku ini orang yang pernah.. ah udahlah, kayaknya jari juga nggak sanggup menuangkan semua yang dirasa. imajinasi otak main lancar banget ini, bayangin setiap adegan di cerita dan kisah masa lalu itu duh butuh tabung oksigen, ah mulai deh drama :| tapi beneran.. namanya juga hati untuk merasa, wajar kan kalo aku merasa jadi entah banget rasanya begini, sedangkan logika di otak bersusah payah banget buat nyadarin hal-hal yang ada di sisi lain. ayolah itu cuma cerita, tapi itu kisah nyata. duh kejebak sendiri deh nih jadinya, gimana, gimana, gimana, gak tau deh, yah tolongin dong lagi kejeblos dalem sumur nih fiuh resiko baca cerita -,-

Wednesday, 26 November 2014

Rindu yang semakin menerkam

Sang surya telah tenggelam, malam pun datang mencekam, membuat aku semakin takut pada hari esok yang kelam, terasa sesak disini, digerayangi rasa rindu yang semakin menerkam, dibayangi kenangan yang telah terjadi di masa silam, apa kamu merasakan yang sama..
Apa yang bisa kulakukan, hanya mampu meluapkan melalui butiran-butiran air yang tak mampu lagi kutahan..
Sesak disini, sangat sesak :'(

Sunday, 23 November 2014

Ich Vermisse Dich, Liebe..

Aku rindu kamu, sangat merindukanmu, rindu ini begitu tak tahu diri, tapi aku bisa apa, aku tidak bisa memunafikan diri dan berkata aku tidak merindukanmu, nyatanya dada ini terasa begitu sesak, diri ini begitu ingin berada dalam pelukanmu, ah sudahlah.. aku tahu itu takan pernah mungkin tuk terjadi lagi. Selamat malam ya, semoga aku bisa hadir dalam mimpimu dan mengatakan betapa aku sangat merindukanmu..
Ich vermisse dich, Liebe..

Thursday, 13 November 2014

Dibawah Hujan

Hujan.. kau datang, seketika hatiku merasa senang melihat kehadiranmu, kini aku berdiri berada dibawahmu, merasakan setiap tetesmu yang jatuh ke tubuhku, ada rasa damai ketika tetesmu menciumi parasku, aku basah olehmu, dipeluk tetesan rindu yang kau titip pada hujanmu.

Monday, 10 November 2014

Aku.. entahlah..

Aku merasa lelah,, lelah yang teramat sangat, entah apa yang aku inginkan sekarang, karena nyatanya bahagia tak kunjung datang. Mengapa semua terjadi dan harus seperti ini, pertanyaan bodoh ya.. entahlah aku.. aku bingung.. aahh aku benci harus mengakui ini.. aku rindu.. aku merindunya.. ingin melihat wajahnya.. senyumnya.. tak sadarkah sudah tak ada aku lagi dalam hatinya.. entahlah.. aku hanya tak tau lagi harus melakukan apa.

Sunday, 9 November 2014

Puisi Rangga #AADC

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur dihatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Baru sekali ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali
Dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya
Bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja

Rangga

Oleh : Rako Prijanto #AADC

Tuesday, 28 October 2014

Kenangan itu abadi..

Dear langit malam.. entah aku harus bercerita apa padamu, banyak yang ingin kukatakan tapi tak mampu terucapkan, tertahan..
Hmmmhhhh sulit rasanya untuk bernapas lega, bagaimana denganmu ?
Selalu saja berembun dan membasah,, apa harus selalu ada yang mengalir dari dua jendela kaca..
Bolehkah jika aku berkata kalau aku lelah, lelah dengan semua yang terjadi, bolehkah aku menyerah, menyerah dari semua yang ada..
"Thing that we don't want to happen but we have to accept" aku teringat akan kalimat itu, kalimat yang selalu kuucapkan pada diriku sendiri ketika aku berada dalam situasi sulit, tapi saat-saat itu aku tidak sendiri, ada kamu yang selalu menemaniku, dan kini aku sendiri.. mampukah aku memaknai kalimatku sendiri..
Logikaku setiap hari mengingatkanku akan sebuah kebenaran dan kesalahan yang telah kuperbuat, mengingatkan untuk sebuah kebohongan yang selalu ditutupi oleh kebohongan dan kebohongan..
Tapi hatiku selalu saja mencoba untuk menerobos dinding pembatas yang aku mulai untuk membangunnya lagi..
"jika saja di dunia ini hanya ada hitam dan putih maka aku akan memilih menjadi abu-abu saja" seperti katamu, akupun hanya akan memilih abu-abu karena seringnya aku berada dalam sebuah "abu-abu" bahkan saat ini aku berada di dalamnya, dan kamu adalah salah satu "abu-abu" yang pernah ada dalam semu nyata..
Seandai saja hujan turun lagi malam ini,, aku ingin menyampaikan setiap rindu di tiap tetesnya, rindu yang tak ingin lagi aku genggam, aku ingin melepaskannya dalam tetes yang jatuh dan menggenang kemudian hilang..
Tak perlu melupa karena takan pernah bisa, namun biarlah kulepas semua.. karena tak seharusnya, aku tak seharusnya menggenggam sesuatu yang bukan milikku dan takan pernah bisa menjadi milikku..
"kata orang rindu itu indah namun bagiku ini menyiksa, sejenak kuberpikir untuk kubenci saja dirimu, namun sulit ku membenci" alunan lagu "bimbang" Melly Goeslaw mengiringi aku menulis ini,, ya memang begitu sulit tuk membenci dan aku tak pernah bisa meski aku tlah disakiti..
Hatiku berbisik "pulanglah ke tempat seharusnya kamu berada, bukan dalam bahagia pada cinta yang hanya ada dalam semu nyata" bisakah semua suara yang berada di kepalaku untuk diam dan biarkan aku merasa, tapi suara-suara ini benar adanya..
Jika tak ada lagi senja milik kita, aku akan tetap setia menjadi awan yang berkelana menatapmu jauh dibalik cahaya jingga.. aku akan tetap menatap langit yang sama seperti saat aku menatap langit hujan bulan Juli kala senja itu tiba, karena separuh dari hatiku tertinggal padanya..
Biarkan segala kejadian yang ada meninggalkan kenangan yang teruntai menjadi cerita, dan kau tau.. kenangan itu abadi.. meski kita tak ada lagi..

Friday, 24 October 2014

Telah Habis Cerita

Tak pernah terpikirkan sebelumnya, aku berada dalam kisah seperti ini. Jika saja aku tau bahwa akhirnya akan sangat menyakitkan seperti ini tentu aku tidak akan pernah memulai. Tapi aku tak pernah menyesal, ada cinta sebelum ada luka, ada rasa lebih dari sekedar suka sebelum segala rasa sakit ada, menyayanginya bukan sebuah pilihan, apa yang terjadi tanpa pernah ada dalam rencana perjalananku, tapi mungkin aku salah melangkah, cintaku tak pernah salah, begitu juga dengan cintanya, pertemuan itu bukanlah kebetulan semata, itulah takdir kita. Bertemu untuk berpisah, meski kini tak ada lagi akan sebuah cerita antara aku dan dia, meski kini dia telah bahagia bersamanya, ada jejak perjalanan hati yang tak akan pernah hilang meski dimakan waktu dan usia. Kini tak ada lagi yang bersisa, semuanya tersimpan dalam memori cinta tanpa nama, aku dan dia telah habis cerita.

Thursday, 23 October 2014

"Untuk Dikenang"




"barisan puisi ini adalah yang aku punya
mungkin akan kau lupakan atau untuk dikenang
tulisan dariku ini mencoba mengabadikan
yang mungkin kan kau lupakan atau untuk dikenang, untuk dikenang"

Saturday, 18 October 2014

Kecewa (kah) aku

Ada rasa sesal ketika aku memasuki halaman usang itu, seharusnya tidak, tapi entah mengapa rasanya aku ingin memasukinya. Kecewa.. inikah yang kurasakan ketika aku tahu bahwa halaman yang kamu tutup kini kamu membukanya lagi. Meski kini aku tau tak ada sedikitpun hak ku atas semua itu, tapi aku merasa ah entahlah sulit untuk dijelaskan rasanya, ternyata kamu membukanya lagi, entah dengan maksud ataupun dengan tujuan yang seperti apa, yang jelas yaa aku kecewa, pantaskah diri ini merasakan itu, akupun tak tahu, yang kutahu hanyalah janjimu kala itu. Aku tau kini aku tak lagi denganmu, hanya saja.. janji itu, janjimu untuk mengubur kisah masa lalu itu, mengapa kini kamu membukanya lagi, salahkan jika aku bertanya untuk itu. Hmmmmhhh sepertinya aku harus menarik napas lebih dalam untuk bisa merelakannya lagi, tapi aku tau dimana aku berada kini dan mungkin kecewaku tak lagi membuatmu mengerti.

Perjalanan Hati (mu)



Hai apa kabar, sudah lama sekali aku tak berjumpa denganmu, jangankan dalam dunia nyata, bahkan dalam mimpiku saja kau enggan datang walau hanya tuk menyapa. Benci, itukah yang kau punya untukku sekarang, entah masih sulit menerka siapa yang lebih cepat melupa dari mencinta, karena apapun yang kuucapkan kamu tidak lagi percaya. Dalam ruang cahaya ada harap dimana aku dapat menemukanmu walau hanya pada sebuah bayang, hingga kini aku belum menemukannya, berlari sejauh itukah kamu menjauh dari tempat yang pernah kita bangun bersama,, yaa aku tau aku pergi, aku pergi meninggalkanmu, tidakkah kamu sekarang menyadari kepergianku adalah sebuah keputusan tepat, meski kutau kamu tidak pernah bisa merasa tepat untukmu, tapi aku merasa terlepas dari rasa bersalah yang terus-menerus menghantuiku, dan itu membuatku merasa lebih baik, meski aku tau ada yang lain lagi disana. Sampai kapan kamu akan membuat luka (lagi dan lagi) belum lelahkah kamu menapakki perjalanan hatimu ? ada dia disana sebagai tempatmu pulang, tidakkah kamu tau dia juga terluka karenamu, hatimu begitu rapuh dan tak lagi utuh, haruskah kamu menyakiti dirimu lagi dengan yang datang kemudian pergi, mengobati luka yang sebenarnya tak pernah sembuh dan bahkan menorehkan luka lagi disana. Mungkin bukan santunku bertutur semua ini padamu, hanya saja.. entah aku tak tau apa yang kurasa benar adanya atau hanya sebuah terka, aku tau hatimu merasa tak punya tempat untuk berteduh, saat lelahmu datang, saat semua rasa yang membuatmu sakit, sedih bahkan bahagia kamu tak tau harus kemana kamu membaginya. Kamu masih mencarinya, tanpa kamu sadari perjalanan hatimu menyakitimu. Tidak cukupkah kamu menciptakan langit jingga yang kini meredup karena mendung selalu datang dan tak lagi mampu memancarkan cahaya senja, rasi bintang aquarian yang kamu ciptakan kini hilang ditelan pekatnya malam dan awan di langit yang kamu ciptakan kini terbang terbawa angin, melepaskan dari eratnya genggamanmu. Semoga saja kamu cepat menemukan jalan tuk kembali pulang, masih ada mentari pagi dan bulan saat petang datang yang kan menerangi jalanmu..

Monday, 13 October 2014

Banyu Biru (Laut)

Akhirnya keinginan untuk menyatu bersama alam pun terwujud, sudah lama sekali aku ingin pergi mendengarkan suara alam yang paling merdu ~ombak ,, kini aku berada disini, tempat dimana aku bisa mendapatkan sebuah ketenangan hati, yaa cukuplah aku berdiri sendiri memandang luasnya banyu biru yang ada di depanku ini, ada perasaan ingin rasanya aku masuk kedalamnya, tenggelam bermain bersama ombak, entah meski akhirnya aku mungkin hanya akan terombang-ambing oleh derasnya ombak di tengah sana, aku hanya yakin bahwa aku bisa melepaskan segalanya disana. Kamu mungkin tak pernah tau betapa sulit untuk aku menjalani hari setelah tak bersamamu lagi, ada ruang dalam hati yang terasa begitu kosong dan tak mampu tersentuh oleh siapapun, namun sayangnya kamu menganggap semua yang terjadi hanyalah aku menyakitimu, bagaimana kamu mampu memahami hati jika hatimu saja tak mampu memahami aku. Jalan yang kupilih untuk keluar dari lingkaran yang tak seharusnya untuk aku berada disana adalah suatu keputusan yang berat untuk aku lakukan, tapi hatiku tau aku berada di tempat dimana tidak seharusnya aku berada, bagaimana mungkin aku bisa selalu bahagia sedangkan ada yang terluka dibalik kebahagiaanku, meski tak nampak, ada hati yang mungkin saja telah hancur berkeping-keping setelah aku berada disana, dalam keheningan ini,, segala rasa datang, ada perasaan luka, pedih, dan bahkan rindu.. semuanya kutumpahkan begitu saja bersama ombak yang membawa pasir yang kupijak pergi, menyeret kenangan perlahan, bukan untuk dibuang begitu saja, tetapi kusimpan di dalamnya lautan tanpa pernah ada orang lain yang kan tau disana tersimpan sebuah kisah cinta nan nestapa tanpa berakhir bahagia dan tak akan pernah. Aku tak lagi berlarut padamu dan masa lalu kita, hanya saja untuk mrnghapus segalanya itu sebuah hal yang tidak akan pernah mungkin bisa terjadi, kamu tau aku tak pernah bisa melupa setiap detik cerita saat aku bersamamu, bahkan aku masih bisa mendengar tawamu kala itu, senyummu dan suaramu yang selalu saja mampu membuatku terhanyut di dalamnya. Namun aku dan kamu saat ini hanyalah aku dan kamu bukan lagi kita di masa itu. Aku harus melanjutkan perjalananku, mencari rumah dimana cinta dapat menemukan tempatnya, pada hati yang memiliki hatiku, bukan lagi pada hati yang memiliki hati didalamnya, dan kamu,, aku selalu menyelipkan sebuah do'a teruntuk kamu mendapatkan kebahagiaanmu, ketahuilah aku pergi untuk memberikan ruang bahagiamu sendiri tanpa harus untuk kamu membaginya denganku.
Dear neptunus, aku menemuimu, tak perlulah aku ini aquarian yang harus menjadi agenmu, karena pada nyatanya aku selalu membawa pesanku untukmu, sejak kisah ini tertulis, hingga saat ini aku ingin perahuku berlayar lagi di tengah birunya samudramu. Banyu biru aku tau kau selalu bisa bertemu Banyu langit saat ia turun menyapamu, maka sampaikan pula semua pesanku untuknya yaa.. akan selalu ada hati yang kan merindunya..

Pada salah satu samudra, dimana aku mampu berpijak.

Saturday, 11 October 2014

Menerka Hati



Ada yang tertahan, entah ini sebuah rasa atau hanya sebuah asa, sulit mengungkap apa yang sebenarnya diingini oleh hati, mungkin bukan sulit.. hanya saja tak mau mengakui, memunafikan diri. Lelah menerka akan setiap tanya yang memaksa, haruskah aku berlari tuk menghindari ? kepungan-kepungan pertanyaan ini semakin menyayat hati,  entah apa namanya akupun tak juga mengerti, kepada siapa aku harus bertanya ? kepada kamu yang tiba-tiba saja datang mencoba menghapus bayang masa lalu namun akhirnya kamu pergi saat segalanya telah kupersiapkan untuk memulai lagi, lalu bagaimana dengan apa yang sudah terjadi sebelum ini, benarkah semuanya telah hilang dalam ingatan ? karena pada nyatanya aku tak pernah sanggup tuk melupa, hanya saja aku tak lagi ingin mengingatnya, bukan karna tak indah tapi terlalu indah hingga begitu pedih terasa, karena sosoknya tetap ada, si perangkai aksara yang tak juga mampu merangkai kata berisi aku di dalamnya. Ya ia masih ada disana, dalam dunianya yang kini berhias renda cinta para hawa, tidak.. aku tidak merasa tergantikan, karena aku tau aku takan pernah terganti meski aku tak ada lagi.

Wednesday, 8 October 2014

Rindu tak bertuan

Ada rasa iri ketika sore ini langit menumpahkan tetes demi tetes rindu yg kutunggu sejak pagi tadi, tidak seperti rinduku yg kian membeku yang entah kapan akan berujung pada temu, namun sebelum waktu menjemput sudah dulu tumpah tak tertampung lagi oleh hati yang semakin merasa sepi. Karena rindu ini masih tak tau akan bertuju kemana, rindu tak bertuan.

Monday, 29 September 2014

Pada Nyata

Terkadang kita basah oleh derasnya hujan dan terkadang kita kering oleh teriknya sinar matahari, pada saat seseorang basah oleh hujan saat itu kita menjadi mentari, menghangatkannya. Namun sayangnya saat kita terasa panas terbakar oleh sinar matahari tak ada yang bersedia menurunkan hujan tuk memadamkan. Mereka menduga, namun apa yang diduga tidaklah benar nyatanya, apa yang ada bukanlah apa yang dikira. Berhentilah menerka, biarkan semuanya terlihat seperti pada nyata yang ada.

Friday, 26 September 2014

Sebuah Halte Persinggahan

Saat hujan turun, langkah kaki mendekat padanya, mendatanginya dan berteduh disana, sebuah halte persinggahan, sebuah tempat berteduh menunggu hujan reda, dan setelah hujan reda yang singgah pun pergi, meninggalkannya.. dan pada akhirnya ia hanya bisa menatap pelangi selepas hujan reda sendiri dalam sepi, karena ia hanyalah halte persinggahan, dimana hanya sebuah tempat untuk singgah, menunggu hujan reda ataupun tempat melepas lelah.

Wednesday, 24 September 2014

Pria Hari Sabtu

Banyak yang tak kumengerti, disini aku berdiri dalam tumpukan seribu tanda tanya yang saling menikam, masih dan masih terlalu sulit kuraba tuk dapat kupahami, entah apa jawabnya.
Jangankan tuk mengerti hatimu yang begitu sulit untuk disentuh, mengerti akan semua ini saja aku tak mampu, iya ini semua yang memang kamu yang memulai dan kamu yang mengakhiri bahkan kamu sudah mengakhiri sebelum memulainya, mungkin hanya aku yang merasa ini sudah dimulai meski hanya dalam hitungan beberapa langkah.
Entah apa salahku atau apa yang salah dari padaku akupun tak tau, kamu membisu dalam diam-mu dan melangkah pergi menjauhiku, tanpa isyarat tanpa sepatah kata ketika kaki itu melangkahkan pada arah luar hatiku.
Taukah kamu, disini aku terpaku dalam bisu menatap kepergianmu, bagai bunga layu berdaun sendu, meragu dalam jalannya waktu, akankah semua ini menemukan titik temu, entahlah.. yang kutau saat ini satu yang kurasa, aku rindu.. kamu.. wahai pria hari sabtu kala itu.

Friday, 12 September 2014

Masih ada dia bersama seluruh kenangannya disana, masih ada ruang khusus dalam hatimu yang menjaganya dengan rapi tanpa bisa tersentuh oleh siapapun. Lalu sedang ada aku disini ? Menyaksikan tampilan kenangan seperti sebuah slide yang berputar ? Lalu kenapa hati ini merasakan entah yang sulit kumengerti.

Wednesday, 3 September 2014

Teruntuk kau yang bernama hati, apakah kau sedang sulit dimengerti ? apakah ini yang sedang bergelut di dalam diri ? kumohon.. tenanglah kini hingga nanti..

Thursday, 14 August 2014

Rasa itu ada, entah tak bisa lagi kubaca. Hanya mampu menerka dari balik jendela hati yg kian renta. Bukan karena dimakan usia, tetapi karena bahagia yg enggan ada, dan pedih-pedih yg seringnya datang menyiksa, hingga menyisakan apa yg ada tak berdaya.

Monday, 14 July 2014

Mencintaimu bukanlah sebuah pilihan, melainkan keharusan memenuhi keinginan hati, bukan sekedar angan dan impian, tetapi sebuah harapan yang ada dari dalam diri.

Tuesday, 8 July 2014

Sendu Kelabu

Aku tahu mentari tak datang lagi hari ini, langit masih terlihat sendu, awan bergulung semakin kelabu. Hari ini hujan pun akan datang lagi, ada tetes yang belum usai jatuh mengadu. Mungkin saja rindu, atau.. lara hati yang kian pilu. Tak peduli betapapun rapuh tubuh ini diguyur hujan, aku masih ingin merasakan basahnya. Hanya dengan begitu aku tahu, hujan masih tetap ada, walaupun rasanya tak lagi sama. Tak mampu lagi terbendung, pecahan kaca pun tumpah, mengalir bersama derasnya hujan, hangat dan dingin bersatu padu, mengiringi rasa yang semakin tak menentu. Kepingan-kepingan kenangan berserakan, tercecer bersama genangan. Senyum hangat itu kini membeku, apakah harus seperti ini ? Aku pun tak tahu.

Monday, 7 July 2014

Ini Cinta ( orang ketiga )

Karena pada nyatanya orang ketiga adalah orang ketiga, orang yang tidak pernah diharapkan kehadirannya. Sekalipun ia punya cinta yg tulus, meskipun cintanya tak pernah salah, tapi ia berada di tempat dimana tidak seharusnya ia berada. Dan setiap mata akan menatapnya dengan tatapan bengis seolah ia tak memiliki perasaan, seolah ia adalah seorang perusak, tanpa orang lain tau hatinya tak pernah ada niat seperti yang orang pikirkan. Ia hanya tau ia cinta, ia hanya tau ia sayang, ia hanya tau ia ingin memiliki meski tau takan pernah bisa utuh, ia hanya tau ia tak ingin kehilangan, ia hanya tau ia ingin bahagia, bahagia bersama cintanya, meski ia tau bahwa suatu saat ia akan sakit karena cintanya, karena cintanya tak akan bisa selamanya dimiliki oleh orang yang sudah memiliki cinta yang lain. Ia tersakiti tapi tak ada yang mengetahuinya, ia tak terlihat seperti bayang2 dalam kehidupan tetapi ia nyata, nyata dalam fana nya dunia dan kekalnya akhirat. Ia hanya punya memiliki sedikit waktu, ini hanya sebagian kecil dari perjalanan fananya. Namun sayangnya tak ada yg bisa mengerti bahwa hati tak pernah memilih kepada siapa ia jatuh cinta, hati hanya tau dimana ia akan meletakan cinta pada hati yang ia lihat ada cinta. Ketika hati bertemu pada hati yg telah lama ia cari meski nyatanya hati itu tlah dimiliki, ia hanya ingin menyentuhnya, menghangatkan hati yg kian membeku. Ada luka saat perpisahan dan kemudian terobati saat pertemuan kembali datang oleh sosok yg berbeda, meski masih dalam ruang cerita yg masih sama, mengobati luka lama dan lalu menorehkan luka baru saat perpisahan datang lagi, entah luka yg sama atau mungkin lebih dalam, hingga akan ada sebuah pertemuan lagi untuk mengobati luka yg baru, atau tidak akan pernah lagi ada pertemuan setelah perpisahan terakhir kalinya, karena pada nyatanya ada ataupun tidak, luka tidak pernah sembuh sepenuhnya ia hanya mengering dan mengecil dari yg tadinya basah dan menganga, dan selalu membekas sampai kapanpun, bahkan saat fana berakhir dan keabadian datang. Saat menjadi diri yg baru, luka itu masih membekas disana, di dalam hati, disana pernah tersimpan memori yg tertinggal dalam sebuah kefanaan namun kekal dalam keabadian jiwa. Cinta yg pergi cinta yg datang lagi atau cinta yg sebenarnya menetap disana. Pada suatu saat cinta akan pulang, cinta akan kembali, karena cinta tau dimana rumahnya, karena cinta tau kemana ia akan pulang, pulang kepada cintanya, pulang kepada hati yg mencintainya. Dan disinilah aku, berada pada cinta dimana hati kulihat ada cinta untukku, meski aku tau dimana aku berada, meski aku tau tak seharusnya aku ada, ada di dalam cinta yg lain, namun aku tau cinta tak akan pernah terbagi, cinta bisa datang dan pergi, dan kali ini cinta datang kepadaku dan aku tau suatu saat akan pergi, dan aku akan terluka, atau sebenarnya aku sudah terluka sejak aku meletakan cintaku disana, cinta yg seharusnya kujaga, kini aku serahkan pada sosok yg tidak mampu tuk kumiliki, ini aku dan cintaku.

Nessa Eswari Moe
#cintadengantitik

Tuesday, 1 July 2014

Halaman Terpisah

Sekarang kita berdiri disini, berada terpisah di halaman masing-masing kita. Kita telah meninggalkan halaman itu, lebih tepatnya kamu yang pergi meninggalkan halaman itu, kemudian aku merasa tak sanggup sendiri berada disana. Halaman dimana semuanya bermula, dan mungkin... berakhir..
Entah apa yang ada dipikiranmu aku tak mengerti, karena nyatanya akupun tak pernah mengerti apa yang ada dipikiranku sendiri.
Dan,, disinilah kita, berada ditempat ratusan mil jauhnya, berpijak pada halaman dimana hanya aku saja dan kamu saja. Karena aku bukanlah jiwa yang mampu menghidupkan tulisan-tulisanmu, dan akupun tak mampu menuliskan sosokmu.
Mungkin saja hati kecil ini (masih) berharap bahwa akan ada beberapa aksara bercerita tentangku disana, atau mungkin dimana saja.. Aksara yang pernah kamu janjikan akan dirangkai menjadi untaian kata dalam bait-bait puisi indah.
Tapi,, ah sudahlah.. mungkin aku terlalu banyak berharap pada apa yang tidak seharusnya kuharapkan, tapi.. biarkan aku menulis ini, hanya untuk menulisnya saja..
Pada lembar halaman ini tertulis apa yang ada di dalam lautan yang terdalam #HatiSeorangWanita

Tuesday, 6 May 2014

Perjalanan

"Setiap perjalanan itu tidak mudah" seakan sudah menjadi sebuah kalimat yang bertuliskan di papan peringatan dalam otak. Indah pada waktunya, ya semoga saja, hanya mampu mengamini dalam hati, karna tak pernah tau apa yang akan terjadi nanti. Hanya selalu dan selalu tak pernah berhenti untuk yakin dalam hati bahwa ada sesuatu yang indah diujung sana sebagaimanapun perjalanan ini begitu panjang, rumit dan berliku. Hidup iya hidup adalah menjalani apa yang harus dijalani, apa yang sudah digariskan dalam perjalanan, yang sudah ada jauh sebelum diri ini ada. Jika dalam perjalanan panjang itu ada yang namanya rasa lelah bahkan ingin pasrah kupikir itu sebuah kewajaran, karena tak selamanya raga ini kuat, tak selamanya jiwa ini kokoh, ada kalanya semua menjadi begitu lemah dan rapuh. Semua insan memang memiliki hidup mereka masing-masing tapi tak semua sanggup untuk menjalani selalu sendiri, ada masa dimana satu persatu menemukan penyemangat hidupnya masing-masing. Satu, dua, tiga atau lebih dari yang di mau dan di dapat kembali pada keinginan dan takdir yang menyetujui. Anggaplah itu sebuah peruntungan jikalau memang menginginkan dan musibah jika tak diinginkan. Kembali kepada "hanya menjalani", atau mau menyalahi takdir ? Silahkan. Dan jika hari ini aku merasakan sakit atas sebuah 'musibah' maka tawa bahagia akan datang esok, lusa atau suatu saat nanti saat perjalanan ini mendekati sebuah akhir diujung sana. Sekarang aku sedang, menjalani..

By : Rhetami

Monday, 28 April 2014

Pantai Sawarna ( Bayah, Lebak - Banten )

Desa Sawarna adalah salah satu desa di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia. Lanskap keindahan alam terselip menghadap Samudera Hindia. Pantainya berpasir putih, berair biru jernih dan berbukit hijau nan lebat. Panjang pantainya mencapai 65 km dihiasi karang dan pasir putih. Pantai ini adalah pantai terindah dari lima pantai yang dimiliki Provinsi Banten. Sawarna nama pantainya, berada di sebuah Sawarna beach indonesia.
Desa pesisir yang memiliki berbagai macam objek wisata menarik untuk dikunjungi seperti pantai, sungai, hutan, panjat tebing, gua, dan agrowisata. Wilayah pesisir indah ini menyatu dengan kisah mistis Nyai Roro Kidul dan ekploitasi batu bara di Bayah dan Lebak oleh penjajah asing.

Desa Wisata Sawarna merupakan titik awal menjelajah alam yang elok hingga pengalaman berinteraksi dengan masyarakat tradisionalnya yang bersahaja. Pantai Sawarna terletak di wilayah Kampung Gendol, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pantai indah ini jaraknya sekitar 150 km dari pusat kota Rangkasbitung. Berwisata di pantai ini sangat menyenangkan dan berkesan karena  alamnya masih asli juga memiliki air laut yang jernih tidak tercemar.

Di sini menanti pantainya akan menawan mata dan hati. Untuk yang hobi berselancar atau surfing mengapa tidak merasakan ombaknya yang spektakuler bahkan telah dicicipi peselancar dari Amerika, Australia, Jepang, dan Korea. bukan cuma selancar tapi juga bisa merasakan snorkling untuk menyapa beragam ikan hias dan terumbu karang. Temukan keindahannya di Pantai Ciantir, Pantai Tanjung Layar, Pantai Karang Bokor, Pantai Karang Seupang, Pantai Karang Taraje, dan Pantai Teluk Legon Pari.

Selain objek keindahan pantainya di Sawarna ada pula wisata gua. Beberapa gua yang berbeda ukuran dapat Anda kunjungi seperti: Goa Lalay, Goa Sikadir, Goa Cimaul, Goa Singalong, dan Bukit Pasir Tangkil.  Goa di Sawarna merupakan gua karst (batu gamping) yang terbentuk dari masa Miosen awal.

Saya sendiri pernah mengunjungi salah satu pantainya, yang saya tau nama pantai yang saya kunjungi memang bernama pantai sawarna dan berada di desa sawarna. Sekali berkunjung kesana jadi kepingin untuk bisa kesana lagi, sayangnya perjalanan yang harus ditempuh memang cukup jauh dari kota serang sendiri. Semoga ada kesempatan lagi untuk bisa pergi kesana #Hopefully

Ini pantai yang saya kunjungi





































Perbukitan dan hutan yang ada di sekeliling pantai dan Villa































Jembatan sebelum masuk ke desa, villa dan pesisir pantai













Pantai dilihat dari atas bukit dan hutan




Sunday, 27 April 2014

Pelabuhan Perikanan Karangantu ( Serang, Banten )

Ini artikel pertama di blog saya, salah satu tugas dari kampus yang mengharuskan membuat artikel dengan tema seputar "Banten". Banten, salah satu daerah yang mulanya adalah bagian dari daerah jawa barat, yang kemudian pada tanggal 4 Oktober tahun 2000 diresmikan menjadi sebuah provinsi. Ada banyak yang bisa dibicarakan tentang provinsi yang satu ini, dari mulai makanan, sejarah, tempat wisata sampai pada sebuah pelabuhan yang dulunya merupakan sebuah pelabuhan untuk perdagangan internasional. Yang akan saya bahas dalam tulisan ini adalah Pelabuhan Perikanan Karangantu, kenapa saya ambil judul ini, hehheh jadi malu jawabnya,, mmm karena saya tinggal disitu sejak dilahirkan ke dunia yang amat indah dan fana ini sampai pada saat saya membuat tulisan ini ( ok ini lebay :p ) ok lanjut yaa.. Pelabuhan ini dulunya amat terkenal sampai luar negeri ini, seperti negara Arab, Persi, Gujarat, Birma, Tiongkok, Perancis, Inggris dan Belanda. Pelabuhan ini bernama Pelabuhan Karangantu sekarang, wew gak nyangka yaa tempat yang saya tinggalin sekarang ini dulunya tempat perdagangan internasional terbesar pada masa penjajahan belanda dulu. Pelabuhan ini terletak di Sungai Cibanten, Kota Serang, Provinsi Banten dan sekitar 3 kilometer ke arah timur terdapat Muara Cengkok yang bermuara langsung ke Pantai Utara Jawa.



Menurut Cornelis de Houtman asal Belanda pada tahun 1596 Banten disebut Kota Pelabuhan dan Perdagangan yang sama besar dengan Kota di Amsterdam saat itu, sama pula yang diungkapkan oleh Vincent Leblanc asal Perancis waktu tiba di Banten pada abad 16. Untuk itu Banten merupakan pelabuhan yang penting bila dilihat dari sudut geografi dan ekonomi karena letaknya yang strategis dalam penguasaan Selat Sunda. Kejatuhan Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 menyebabkan para pedagang muslim enggan untuk melalui Selat Malaka. Para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat mengalihkan jalur perdagangan ke Selat Sunda, sehingga mereka pun singgah di Karangantu. Sejak itu, perlahan tapi pasti, Karangantu menjadi pusat perdagangan Internasional yang banyak disinggahi oleh para pedagang dari Benua Asia, Afrika dan Eropa. Dapat dibayangkan betapa besar dan ramainya Bandar Karangantu saat itu. Karangantu sendiri terletak tidak jauh dari objek-objek wisata di Banten lainnya seperti Masjid Agung Banten, Keraton Kaibon, dan lain-lain di Kecamatan Kasemen, Serang – Banten.  Tetapi saat ini Karangantu hanya sebuah pelabuhan kecil yang sama sekali tidak menunjukkan bukti-bukti kebesarannya di masa lalu, sebaliknya pelabuhan yang pernah dijuluki sebagai ”Singapore-nya Banten” ini sekarang lebih terkesan kumuh. Sampai sekarang pelabuhan ini masih dimanfaatkan untuk pelabuhan dan pusat perdagangan ikan, khususnya untuk daerah Serang sendiri. Pada tahun 1991 pelabuhan ini pernah dikeruk agar kapal-kapal yang bertonase besar dapat masuk. Waktu saya kecil sih masih ada kapal-kapal besar yang biasa disebut kapal tongkang yang masih keluar masuk antar pulau, seperti Sumatra dan Kalimantan tapi sekarang udah bener-bener gak ada bahkan kalo diliat udah kaya pelabuhan mati kalo gak ada kapal-kapal nelayan yang pulang pergi ke laut melewati pelabuhan ini.



Meskipun kondisi objek bersejarah ini kurang optimal karena terkesan kumuh, akan tetapi Pelabuhan Karangantu memiliki kharisma tersendiri. Karena Pelabuhan Karangantu merupakan salah satu pelabuhan yang sangat terkenal pada zaman kejayaannya, bahkan para bangsa Barat pertama kali menginjakkan kaki di Nusantara berawal dari tempat ini. Oleh karenanya, Pelabuhan Karangantu dapat dibilang sebagai salah satu titik awal perkembangan peradaban di Indonesia. Selain itu, di pelabuhan ini pada setiap Bulan Oktober atau November setiap tahunnya diselenggarakan Pesta Ruat Laut atau biasa disebut sama warga sekitar dengan sebutan Nadran.  Dan sekarang nama tempat ini sering disebut Pelabuhan Perikanan Karangantu, kenapa begitu.. karena sekarang pelabuhan ini juga menjadi pusat pelelangan ikan dari nelayan-nelayan yang bertempat tinggal di daerah karangantu sendiri. Sekarang ada plang nya bertuliskan TPI KARANGANTU tepat di depan jalan menuju pusat pelelangan ikan.


Ok segini dulu deh cerita tentang karangantu nya, yang jelas saya cukup senang dan nyaman bisa tinggal di karangantu, memang agak jauh dari pusat kota, tapi cuma sekitar 20 menitan aja kalo pake kendaraan roda dua untuk bisa sampai ke pusat kota. Tapi yaa mungkin karena udah dari lahir ada disini jadi ya sampe sekarang rasanya masih betah hehheh.. apalagi banyak tempat-tempat sejarah jaman dulu yang gak semua orang bisa liat langsung, gak cuma tau cerita sejarahnya tapi tau, liat dan menginjakan kaki langsung di tempat dimana dulu pernah terjadi banyak peristiwa yang bisa dibilang menjadi sejarah dunia. Bye-bye sampai ketemu di postingan selanjutnya. 


Ini foto Pelabuhan Karangantu sekarang
















Gapura Pelabuhan Karangantu













Dan ini Karangantu diliat dari Google Earth ^^

Monday, 21 April 2014

First (Profile)

Hello this is my new blog and the first let me introduce myself. My name is Rhestu Oetami, just call me iyezz or rhe2. I was born on Serang, December 31' 1992. I'm college student at STIE Banten, and this blog is made ​​for computer tasks from Mr. Wahyu one of the professors who taught me there. I love writing but i'm not writer heheh, just write what was i thinking. I was so excited when Mr. Wahyu gives this task, and I hope to get a good grade for the task of writing on this blog. Let's writing...