Tuesday, 28 October 2014

Kenangan itu abadi..

Dear langit malam.. entah aku harus bercerita apa padamu, banyak yang ingin kukatakan tapi tak mampu terucapkan, tertahan..
Hmmmhhhh sulit rasanya untuk bernapas lega, bagaimana denganmu ?
Selalu saja berembun dan membasah,, apa harus selalu ada yang mengalir dari dua jendela kaca..
Bolehkah jika aku berkata kalau aku lelah, lelah dengan semua yang terjadi, bolehkah aku menyerah, menyerah dari semua yang ada..
"Thing that we don't want to happen but we have to accept" aku teringat akan kalimat itu, kalimat yang selalu kuucapkan pada diriku sendiri ketika aku berada dalam situasi sulit, tapi saat-saat itu aku tidak sendiri, ada kamu yang selalu menemaniku, dan kini aku sendiri.. mampukah aku memaknai kalimatku sendiri..
Logikaku setiap hari mengingatkanku akan sebuah kebenaran dan kesalahan yang telah kuperbuat, mengingatkan untuk sebuah kebohongan yang selalu ditutupi oleh kebohongan dan kebohongan..
Tapi hatiku selalu saja mencoba untuk menerobos dinding pembatas yang aku mulai untuk membangunnya lagi..
"jika saja di dunia ini hanya ada hitam dan putih maka aku akan memilih menjadi abu-abu saja" seperti katamu, akupun hanya akan memilih abu-abu karena seringnya aku berada dalam sebuah "abu-abu" bahkan saat ini aku berada di dalamnya, dan kamu adalah salah satu "abu-abu" yang pernah ada dalam semu nyata..
Seandai saja hujan turun lagi malam ini,, aku ingin menyampaikan setiap rindu di tiap tetesnya, rindu yang tak ingin lagi aku genggam, aku ingin melepaskannya dalam tetes yang jatuh dan menggenang kemudian hilang..
Tak perlu melupa karena takan pernah bisa, namun biarlah kulepas semua.. karena tak seharusnya, aku tak seharusnya menggenggam sesuatu yang bukan milikku dan takan pernah bisa menjadi milikku..
"kata orang rindu itu indah namun bagiku ini menyiksa, sejenak kuberpikir untuk kubenci saja dirimu, namun sulit ku membenci" alunan lagu "bimbang" Melly Goeslaw mengiringi aku menulis ini,, ya memang begitu sulit tuk membenci dan aku tak pernah bisa meski aku tlah disakiti..
Hatiku berbisik "pulanglah ke tempat seharusnya kamu berada, bukan dalam bahagia pada cinta yang hanya ada dalam semu nyata" bisakah semua suara yang berada di kepalaku untuk diam dan biarkan aku merasa, tapi suara-suara ini benar adanya..
Jika tak ada lagi senja milik kita, aku akan tetap setia menjadi awan yang berkelana menatapmu jauh dibalik cahaya jingga.. aku akan tetap menatap langit yang sama seperti saat aku menatap langit hujan bulan Juli kala senja itu tiba, karena separuh dari hatiku tertinggal padanya..
Biarkan segala kejadian yang ada meninggalkan kenangan yang teruntai menjadi cerita, dan kau tau.. kenangan itu abadi.. meski kita tak ada lagi..

Friday, 24 October 2014

Telah Habis Cerita

Tak pernah terpikirkan sebelumnya, aku berada dalam kisah seperti ini. Jika saja aku tau bahwa akhirnya akan sangat menyakitkan seperti ini tentu aku tidak akan pernah memulai. Tapi aku tak pernah menyesal, ada cinta sebelum ada luka, ada rasa lebih dari sekedar suka sebelum segala rasa sakit ada, menyayanginya bukan sebuah pilihan, apa yang terjadi tanpa pernah ada dalam rencana perjalananku, tapi mungkin aku salah melangkah, cintaku tak pernah salah, begitu juga dengan cintanya, pertemuan itu bukanlah kebetulan semata, itulah takdir kita. Bertemu untuk berpisah, meski kini tak ada lagi akan sebuah cerita antara aku dan dia, meski kini dia telah bahagia bersamanya, ada jejak perjalanan hati yang tak akan pernah hilang meski dimakan waktu dan usia. Kini tak ada lagi yang bersisa, semuanya tersimpan dalam memori cinta tanpa nama, aku dan dia telah habis cerita.

Thursday, 23 October 2014

"Untuk Dikenang"




"barisan puisi ini adalah yang aku punya
mungkin akan kau lupakan atau untuk dikenang
tulisan dariku ini mencoba mengabadikan
yang mungkin kan kau lupakan atau untuk dikenang, untuk dikenang"

Saturday, 18 October 2014

Kecewa (kah) aku

Ada rasa sesal ketika aku memasuki halaman usang itu, seharusnya tidak, tapi entah mengapa rasanya aku ingin memasukinya. Kecewa.. inikah yang kurasakan ketika aku tahu bahwa halaman yang kamu tutup kini kamu membukanya lagi. Meski kini aku tau tak ada sedikitpun hak ku atas semua itu, tapi aku merasa ah entahlah sulit untuk dijelaskan rasanya, ternyata kamu membukanya lagi, entah dengan maksud ataupun dengan tujuan yang seperti apa, yang jelas yaa aku kecewa, pantaskah diri ini merasakan itu, akupun tak tahu, yang kutahu hanyalah janjimu kala itu. Aku tau kini aku tak lagi denganmu, hanya saja.. janji itu, janjimu untuk mengubur kisah masa lalu itu, mengapa kini kamu membukanya lagi, salahkan jika aku bertanya untuk itu. Hmmmmhhh sepertinya aku harus menarik napas lebih dalam untuk bisa merelakannya lagi, tapi aku tau dimana aku berada kini dan mungkin kecewaku tak lagi membuatmu mengerti.

Perjalanan Hati (mu)



Hai apa kabar, sudah lama sekali aku tak berjumpa denganmu, jangankan dalam dunia nyata, bahkan dalam mimpiku saja kau enggan datang walau hanya tuk menyapa. Benci, itukah yang kau punya untukku sekarang, entah masih sulit menerka siapa yang lebih cepat melupa dari mencinta, karena apapun yang kuucapkan kamu tidak lagi percaya. Dalam ruang cahaya ada harap dimana aku dapat menemukanmu walau hanya pada sebuah bayang, hingga kini aku belum menemukannya, berlari sejauh itukah kamu menjauh dari tempat yang pernah kita bangun bersama,, yaa aku tau aku pergi, aku pergi meninggalkanmu, tidakkah kamu sekarang menyadari kepergianku adalah sebuah keputusan tepat, meski kutau kamu tidak pernah bisa merasa tepat untukmu, tapi aku merasa terlepas dari rasa bersalah yang terus-menerus menghantuiku, dan itu membuatku merasa lebih baik, meski aku tau ada yang lain lagi disana. Sampai kapan kamu akan membuat luka (lagi dan lagi) belum lelahkah kamu menapakki perjalanan hatimu ? ada dia disana sebagai tempatmu pulang, tidakkah kamu tau dia juga terluka karenamu, hatimu begitu rapuh dan tak lagi utuh, haruskah kamu menyakiti dirimu lagi dengan yang datang kemudian pergi, mengobati luka yang sebenarnya tak pernah sembuh dan bahkan menorehkan luka lagi disana. Mungkin bukan santunku bertutur semua ini padamu, hanya saja.. entah aku tak tau apa yang kurasa benar adanya atau hanya sebuah terka, aku tau hatimu merasa tak punya tempat untuk berteduh, saat lelahmu datang, saat semua rasa yang membuatmu sakit, sedih bahkan bahagia kamu tak tau harus kemana kamu membaginya. Kamu masih mencarinya, tanpa kamu sadari perjalanan hatimu menyakitimu. Tidak cukupkah kamu menciptakan langit jingga yang kini meredup karena mendung selalu datang dan tak lagi mampu memancarkan cahaya senja, rasi bintang aquarian yang kamu ciptakan kini hilang ditelan pekatnya malam dan awan di langit yang kamu ciptakan kini terbang terbawa angin, melepaskan dari eratnya genggamanmu. Semoga saja kamu cepat menemukan jalan tuk kembali pulang, masih ada mentari pagi dan bulan saat petang datang yang kan menerangi jalanmu..

Monday, 13 October 2014

Banyu Biru (Laut)

Akhirnya keinginan untuk menyatu bersama alam pun terwujud, sudah lama sekali aku ingin pergi mendengarkan suara alam yang paling merdu ~ombak ,, kini aku berada disini, tempat dimana aku bisa mendapatkan sebuah ketenangan hati, yaa cukuplah aku berdiri sendiri memandang luasnya banyu biru yang ada di depanku ini, ada perasaan ingin rasanya aku masuk kedalamnya, tenggelam bermain bersama ombak, entah meski akhirnya aku mungkin hanya akan terombang-ambing oleh derasnya ombak di tengah sana, aku hanya yakin bahwa aku bisa melepaskan segalanya disana. Kamu mungkin tak pernah tau betapa sulit untuk aku menjalani hari setelah tak bersamamu lagi, ada ruang dalam hati yang terasa begitu kosong dan tak mampu tersentuh oleh siapapun, namun sayangnya kamu menganggap semua yang terjadi hanyalah aku menyakitimu, bagaimana kamu mampu memahami hati jika hatimu saja tak mampu memahami aku. Jalan yang kupilih untuk keluar dari lingkaran yang tak seharusnya untuk aku berada disana adalah suatu keputusan yang berat untuk aku lakukan, tapi hatiku tau aku berada di tempat dimana tidak seharusnya aku berada, bagaimana mungkin aku bisa selalu bahagia sedangkan ada yang terluka dibalik kebahagiaanku, meski tak nampak, ada hati yang mungkin saja telah hancur berkeping-keping setelah aku berada disana, dalam keheningan ini,, segala rasa datang, ada perasaan luka, pedih, dan bahkan rindu.. semuanya kutumpahkan begitu saja bersama ombak yang membawa pasir yang kupijak pergi, menyeret kenangan perlahan, bukan untuk dibuang begitu saja, tetapi kusimpan di dalamnya lautan tanpa pernah ada orang lain yang kan tau disana tersimpan sebuah kisah cinta nan nestapa tanpa berakhir bahagia dan tak akan pernah. Aku tak lagi berlarut padamu dan masa lalu kita, hanya saja untuk mrnghapus segalanya itu sebuah hal yang tidak akan pernah mungkin bisa terjadi, kamu tau aku tak pernah bisa melupa setiap detik cerita saat aku bersamamu, bahkan aku masih bisa mendengar tawamu kala itu, senyummu dan suaramu yang selalu saja mampu membuatku terhanyut di dalamnya. Namun aku dan kamu saat ini hanyalah aku dan kamu bukan lagi kita di masa itu. Aku harus melanjutkan perjalananku, mencari rumah dimana cinta dapat menemukan tempatnya, pada hati yang memiliki hatiku, bukan lagi pada hati yang memiliki hati didalamnya, dan kamu,, aku selalu menyelipkan sebuah do'a teruntuk kamu mendapatkan kebahagiaanmu, ketahuilah aku pergi untuk memberikan ruang bahagiamu sendiri tanpa harus untuk kamu membaginya denganku.
Dear neptunus, aku menemuimu, tak perlulah aku ini aquarian yang harus menjadi agenmu, karena pada nyatanya aku selalu membawa pesanku untukmu, sejak kisah ini tertulis, hingga saat ini aku ingin perahuku berlayar lagi di tengah birunya samudramu. Banyu biru aku tau kau selalu bisa bertemu Banyu langit saat ia turun menyapamu, maka sampaikan pula semua pesanku untuknya yaa.. akan selalu ada hati yang kan merindunya..

Pada salah satu samudra, dimana aku mampu berpijak.

Saturday, 11 October 2014

Menerka Hati



Ada yang tertahan, entah ini sebuah rasa atau hanya sebuah asa, sulit mengungkap apa yang sebenarnya diingini oleh hati, mungkin bukan sulit.. hanya saja tak mau mengakui, memunafikan diri. Lelah menerka akan setiap tanya yang memaksa, haruskah aku berlari tuk menghindari ? kepungan-kepungan pertanyaan ini semakin menyayat hati,  entah apa namanya akupun tak juga mengerti, kepada siapa aku harus bertanya ? kepada kamu yang tiba-tiba saja datang mencoba menghapus bayang masa lalu namun akhirnya kamu pergi saat segalanya telah kupersiapkan untuk memulai lagi, lalu bagaimana dengan apa yang sudah terjadi sebelum ini, benarkah semuanya telah hilang dalam ingatan ? karena pada nyatanya aku tak pernah sanggup tuk melupa, hanya saja aku tak lagi ingin mengingatnya, bukan karna tak indah tapi terlalu indah hingga begitu pedih terasa, karena sosoknya tetap ada, si perangkai aksara yang tak juga mampu merangkai kata berisi aku di dalamnya. Ya ia masih ada disana, dalam dunianya yang kini berhias renda cinta para hawa, tidak.. aku tidak merasa tergantikan, karena aku tau aku takan pernah terganti meski aku tak ada lagi.

Wednesday, 8 October 2014

Rindu tak bertuan

Ada rasa iri ketika sore ini langit menumpahkan tetes demi tetes rindu yg kutunggu sejak pagi tadi, tidak seperti rinduku yg kian membeku yang entah kapan akan berujung pada temu, namun sebelum waktu menjemput sudah dulu tumpah tak tertampung lagi oleh hati yang semakin merasa sepi. Karena rindu ini masih tak tau akan bertuju kemana, rindu tak bertuan.