Dear langit malam.. entah aku harus bercerita apa padamu, banyak yang ingin kukatakan tapi tak mampu terucapkan, tertahan..
Hmmmhhhh sulit rasanya untuk bernapas lega, bagaimana denganmu ?
Selalu saja berembun dan membasah,, apa harus selalu ada yang mengalir dari dua jendela kaca..
Bolehkah jika aku berkata kalau aku lelah, lelah dengan semua yang terjadi, bolehkah aku menyerah, menyerah dari semua yang ada..
"Thing that we don't want to happen but we have to accept" aku teringat akan kalimat itu, kalimat yang selalu kuucapkan pada diriku sendiri ketika aku berada dalam situasi sulit, tapi saat-saat itu aku tidak sendiri, ada kamu yang selalu menemaniku, dan kini aku sendiri.. mampukah aku memaknai kalimatku sendiri..
Logikaku setiap hari mengingatkanku akan sebuah kebenaran dan kesalahan yang telah kuperbuat, mengingatkan untuk sebuah kebohongan yang selalu ditutupi oleh kebohongan dan kebohongan..
Tapi hatiku selalu saja mencoba untuk menerobos dinding pembatas yang aku mulai untuk membangunnya lagi..
"jika saja di dunia ini hanya ada hitam dan putih maka aku akan memilih menjadi abu-abu saja" seperti katamu, akupun hanya akan memilih abu-abu karena seringnya aku berada dalam sebuah "abu-abu" bahkan saat ini aku berada di dalamnya, dan kamu adalah salah satu "abu-abu" yang pernah ada dalam semu nyata..
Seandai saja hujan turun lagi malam ini,, aku ingin menyampaikan setiap rindu di tiap tetesnya, rindu yang tak ingin lagi aku genggam, aku ingin melepaskannya dalam tetes yang jatuh dan menggenang kemudian hilang..
Tak perlu melupa karena takan pernah bisa, namun biarlah kulepas semua.. karena tak seharusnya, aku tak seharusnya menggenggam sesuatu yang bukan milikku dan takan pernah bisa menjadi milikku..
"kata orang rindu itu indah namun bagiku ini menyiksa, sejenak kuberpikir untuk kubenci saja dirimu, namun sulit ku membenci" alunan lagu "bimbang" Melly Goeslaw mengiringi aku menulis ini,, ya memang begitu sulit tuk membenci dan aku tak pernah bisa meski aku tlah disakiti..
Hatiku berbisik "pulanglah ke tempat seharusnya kamu berada, bukan dalam bahagia pada cinta yang hanya ada dalam semu nyata" bisakah semua suara yang berada di kepalaku untuk diam dan biarkan aku merasa, tapi suara-suara ini benar adanya..
Jika tak ada lagi senja milik kita, aku akan tetap setia menjadi awan yang berkelana menatapmu jauh dibalik cahaya jingga.. aku akan tetap menatap langit yang sama seperti saat aku menatap langit hujan bulan Juli kala senja itu tiba, karena separuh dari hatiku tertinggal padanya..
Biarkan segala kejadian yang ada meninggalkan kenangan yang teruntai menjadi cerita, dan kau tau.. kenangan itu abadi.. meski kita tak ada lagi..
Tuesday, 28 October 2014
Kenangan itu abadi..
Friday, 24 October 2014
Telah Habis Cerita
Tak pernah terpikirkan sebelumnya, aku berada dalam kisah seperti ini. Jika saja aku tau bahwa akhirnya akan sangat menyakitkan seperti ini tentu aku tidak akan pernah memulai. Tapi aku tak pernah menyesal, ada cinta sebelum ada luka, ada rasa lebih dari sekedar suka sebelum segala rasa sakit ada, menyayanginya bukan sebuah pilihan, apa yang terjadi tanpa pernah ada dalam rencana perjalananku, tapi mungkin aku salah melangkah, cintaku tak pernah salah, begitu juga dengan cintanya, pertemuan itu bukanlah kebetulan semata, itulah takdir kita. Bertemu untuk berpisah, meski kini tak ada lagi akan sebuah cerita antara aku dan dia, meski kini dia telah bahagia bersamanya, ada jejak perjalanan hati yang tak akan pernah hilang meski dimakan waktu dan usia. Kini tak ada lagi yang bersisa, semuanya tersimpan dalam memori cinta tanpa nama, aku dan dia telah habis cerita.
Thursday, 23 October 2014
"Untuk Dikenang"
"barisan puisi ini adalah yang aku punya
mungkin akan kau lupakan atau untuk dikenang
tulisan dariku ini mencoba mengabadikan
yang mungkin kan kau lupakan atau untuk dikenang, untuk dikenang"
Saturday, 18 October 2014
Kecewa (kah) aku
Perjalanan Hati (mu)
Monday, 13 October 2014
Banyu Biru (Laut)
Dear neptunus, aku menemuimu, tak perlulah aku ini aquarian yang harus menjadi agenmu, karena pada nyatanya aku selalu membawa pesanku untukmu, sejak kisah ini tertulis, hingga saat ini aku ingin perahuku berlayar lagi di tengah birunya samudramu. Banyu biru aku tau kau selalu bisa bertemu Banyu langit saat ia turun menyapamu, maka sampaikan pula semua pesanku untuknya yaa.. akan selalu ada hati yang kan merindunya..
Pada salah satu samudra, dimana aku mampu berpijak.
Saturday, 11 October 2014
Menerka Hati
Wednesday, 8 October 2014
Rindu tak bertuan
Ada rasa iri ketika sore ini langit menumpahkan tetes demi tetes rindu yg kutunggu sejak pagi tadi, tidak seperti rinduku yg kian membeku yang entah kapan akan berujung pada temu, namun sebelum waktu menjemput sudah dulu tumpah tak tertampung lagi oleh hati yang semakin merasa sepi. Karena rindu ini masih tak tau akan bertuju kemana, rindu tak bertuan.