Monday, 14 July 2014

Mencintaimu bukanlah sebuah pilihan, melainkan keharusan memenuhi keinginan hati, bukan sekedar angan dan impian, tetapi sebuah harapan yang ada dari dalam diri.

Tuesday, 8 July 2014

Sendu Kelabu

Aku tahu mentari tak datang lagi hari ini, langit masih terlihat sendu, awan bergulung semakin kelabu. Hari ini hujan pun akan datang lagi, ada tetes yang belum usai jatuh mengadu. Mungkin saja rindu, atau.. lara hati yang kian pilu. Tak peduli betapapun rapuh tubuh ini diguyur hujan, aku masih ingin merasakan basahnya. Hanya dengan begitu aku tahu, hujan masih tetap ada, walaupun rasanya tak lagi sama. Tak mampu lagi terbendung, pecahan kaca pun tumpah, mengalir bersama derasnya hujan, hangat dan dingin bersatu padu, mengiringi rasa yang semakin tak menentu. Kepingan-kepingan kenangan berserakan, tercecer bersama genangan. Senyum hangat itu kini membeku, apakah harus seperti ini ? Aku pun tak tahu.

Monday, 7 July 2014

Ini Cinta ( orang ketiga )

Karena pada nyatanya orang ketiga adalah orang ketiga, orang yang tidak pernah diharapkan kehadirannya. Sekalipun ia punya cinta yg tulus, meskipun cintanya tak pernah salah, tapi ia berada di tempat dimana tidak seharusnya ia berada. Dan setiap mata akan menatapnya dengan tatapan bengis seolah ia tak memiliki perasaan, seolah ia adalah seorang perusak, tanpa orang lain tau hatinya tak pernah ada niat seperti yang orang pikirkan. Ia hanya tau ia cinta, ia hanya tau ia sayang, ia hanya tau ia ingin memiliki meski tau takan pernah bisa utuh, ia hanya tau ia tak ingin kehilangan, ia hanya tau ia ingin bahagia, bahagia bersama cintanya, meski ia tau bahwa suatu saat ia akan sakit karena cintanya, karena cintanya tak akan bisa selamanya dimiliki oleh orang yang sudah memiliki cinta yang lain. Ia tersakiti tapi tak ada yang mengetahuinya, ia tak terlihat seperti bayang2 dalam kehidupan tetapi ia nyata, nyata dalam fana nya dunia dan kekalnya akhirat. Ia hanya punya memiliki sedikit waktu, ini hanya sebagian kecil dari perjalanan fananya. Namun sayangnya tak ada yg bisa mengerti bahwa hati tak pernah memilih kepada siapa ia jatuh cinta, hati hanya tau dimana ia akan meletakan cinta pada hati yang ia lihat ada cinta. Ketika hati bertemu pada hati yg telah lama ia cari meski nyatanya hati itu tlah dimiliki, ia hanya ingin menyentuhnya, menghangatkan hati yg kian membeku. Ada luka saat perpisahan dan kemudian terobati saat pertemuan kembali datang oleh sosok yg berbeda, meski masih dalam ruang cerita yg masih sama, mengobati luka lama dan lalu menorehkan luka baru saat perpisahan datang lagi, entah luka yg sama atau mungkin lebih dalam, hingga akan ada sebuah pertemuan lagi untuk mengobati luka yg baru, atau tidak akan pernah lagi ada pertemuan setelah perpisahan terakhir kalinya, karena pada nyatanya ada ataupun tidak, luka tidak pernah sembuh sepenuhnya ia hanya mengering dan mengecil dari yg tadinya basah dan menganga, dan selalu membekas sampai kapanpun, bahkan saat fana berakhir dan keabadian datang. Saat menjadi diri yg baru, luka itu masih membekas disana, di dalam hati, disana pernah tersimpan memori yg tertinggal dalam sebuah kefanaan namun kekal dalam keabadian jiwa. Cinta yg pergi cinta yg datang lagi atau cinta yg sebenarnya menetap disana. Pada suatu saat cinta akan pulang, cinta akan kembali, karena cinta tau dimana rumahnya, karena cinta tau kemana ia akan pulang, pulang kepada cintanya, pulang kepada hati yg mencintainya. Dan disinilah aku, berada pada cinta dimana hati kulihat ada cinta untukku, meski aku tau dimana aku berada, meski aku tau tak seharusnya aku ada, ada di dalam cinta yg lain, namun aku tau cinta tak akan pernah terbagi, cinta bisa datang dan pergi, dan kali ini cinta datang kepadaku dan aku tau suatu saat akan pergi, dan aku akan terluka, atau sebenarnya aku sudah terluka sejak aku meletakan cintaku disana, cinta yg seharusnya kujaga, kini aku serahkan pada sosok yg tidak mampu tuk kumiliki, ini aku dan cintaku.

Nessa Eswari Moe
#cintadengantitik

Tuesday, 1 July 2014

Halaman Terpisah

Sekarang kita berdiri disini, berada terpisah di halaman masing-masing kita. Kita telah meninggalkan halaman itu, lebih tepatnya kamu yang pergi meninggalkan halaman itu, kemudian aku merasa tak sanggup sendiri berada disana. Halaman dimana semuanya bermula, dan mungkin... berakhir..
Entah apa yang ada dipikiranmu aku tak mengerti, karena nyatanya akupun tak pernah mengerti apa yang ada dipikiranku sendiri.
Dan,, disinilah kita, berada ditempat ratusan mil jauhnya, berpijak pada halaman dimana hanya aku saja dan kamu saja. Karena aku bukanlah jiwa yang mampu menghidupkan tulisan-tulisanmu, dan akupun tak mampu menuliskan sosokmu.
Mungkin saja hati kecil ini (masih) berharap bahwa akan ada beberapa aksara bercerita tentangku disana, atau mungkin dimana saja.. Aksara yang pernah kamu janjikan akan dirangkai menjadi untaian kata dalam bait-bait puisi indah.
Tapi,, ah sudahlah.. mungkin aku terlalu banyak berharap pada apa yang tidak seharusnya kuharapkan, tapi.. biarkan aku menulis ini, hanya untuk menulisnya saja..
Pada lembar halaman ini tertulis apa yang ada di dalam lautan yang terdalam #HatiSeorangWanita